Create your own banner at mybannermaker.com!
mudi falah hidha - MTsN 9 nganjuk

Sabtu, 09 Juni 2012

Kelas Unggulan MTsN Juwet


DESAIN KELAS UNGGULAN
MTsN JUWET
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

A.    DASAR PEMIKIRAN
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 dijelaskan bahwa fungsi pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mewujudkan fungsi pendidikan seperti itu diperlukan adanya lembaga pendidikan standar nasional sebagaimana yang ditetapkan dalam standar pendidikan nasional (PP No. 19 Tahun 2005), baik berkaitan dengan standar isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan standar evaluasi.
Secara lebih rinci lembaga pendidikan standar nasional untuk tingkat MTs dipersyaratkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Memiliki dokumen KTSP secara lengkap.
2.      Memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap, dari silabus sampai dengan RPP untuk   kelas VII – IX untuk semua mata pelajaran.
3.      Menerapkan pembelajaran kontekstual untuk semua mata pelajaran untuk kelas VII – IX.
4.      Rata-rata ketuntasan kompetensi minimal 75%.
5.      Kondisi guru 75% minimal berpendidikan S-1
6.      Penguasaan kompetensi 50% guru bersertifikat kompetensi.
7.      Jumlah siswa per rombel maks 36 siswa untuk semua kelas (VII-IX).
8.      Rata-rata jam mengajar guru minimal 24 jam perminggu.
9.      Jumlah Laboratorium minimal  1 Lab. IPA, Bahasa, computer, dan lab. Keterampilan.
10.  Memiliki telepon dan akses internet pada lab. Computer, guru, dan ruang kepala madrasah.
11.  Memiliki ruangan kepala madrasah, ruang guru, ruang BK, ruang TU, kamar kecil yang cukup memadai (sesuai SPM).
12.  Memiliki ruang perpustakaan (termasuk ruang baca) sesuai SPM.
13.  Sudah melaksanakan secara konsisten aspek-aspek dalam manajemen berbasis sekolah (otonomi/kemandirian, keterbukaan, kerjasama, akuntabilitas, dan sustainabilitas).
14.  Sudah melaksanakan sistem penilaian yang komprehensif (ulangan harian, UTS, UAS, Ulangan kenaikan kelas) dengan teknik penilaian yang bervariasi (sesuai PP 19 tahun 2005).
Upaya untuk mewujudkan sekolah/madrasah standar nasional seperti itu, sesungguhnya sebuah keniscayaan jika dikaitkan dalam konteks dinamika kehidupan global seperti sekarang ini yang ditandai dengan kehidupan yang kompetitif. Artinya bahwa untuk melahirkan insan-insan bangsa yang mampu berkompetisi dalam konteks kehidupan global memang ha-rus dipersiapkan melalui proses-proses pendidikan minimal berstandar nasional dan akan lebih bagus lagi jika memiliki keunggulan, baik kom-paratif maupun kompetitif. Untuk itu perlu memperhatikan karakter-karakter spesifik dalam kehidupan global yang bisa diantisipasi dan direspons dalam lembaga pendidikan, khususnya oleh  madrasah. Karak-ter-karakter spesifik yang dimaksudkan adalah:


Pertama, masyarakat global membutuhkan adanya komunikasi global yang disepakati dan dipahami bersama. Dalam konteks komunikasi, di-perlukan adanya bahasa yang bisa menjadi alat komunikasi global. Masyarakat dunia internasional tampaknya sudah menyepakati beberapa bahasa yang dijadikan sebagai media komunikasi global dengan mem-pertimbangkan besarnya jumlah penutur. Diantara bahasa inter-nasional yang sudah disepakati adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Inggris dipakai karena sebagian besar masyarakat Eropa, Amerika, Australia, dan juga di beberapa masyarakat di benua lain banyak yang sudah menggunakan bahasa Inggris, baik sebagai bahasa sehari-hari maupun sebagai bahasa kajian. Sedangkan bahasa Arab, seiring dengan perkembangan ekonomi dunia, khususnya minyak, dan juga seiring dengan semakin menyebarnya agama Islam ke berbagai penjuru dunia, juga menjadi bahasa internasional yang cukup penting.
Kedua, masyarakat global membutuhkan adanya teknologi yang bisa mengkomunikasikan isu-isu,  kepentingan, wacana, ataupun kebutuhan-kebutuhan lainnya yang juga berskala global. Oleh karena itu temuan-temuan teknologi yang mendorong bagi lancarnya komunikasi global, berkembang begitu sangat cepat. Diantara teknologi komunikasi global yang sekarang berkembang pesat adalah teknologi komputer dan internet beserta derivasinya. Teknologi tersebut, kini semakin urgen dibutuhkan masyarakat untuk berbagai kepentingan, baik dalam dunia bisnis, politik, teknologi itu sendiri, budaya, termasuk di dalamnya dalam dunia pen-didikan. Apalagi sudah banyak ditunjukkan bahwa dengan memanfaat teknologi tersebut dalam banyak urusan menjadi lebih efektif dan efisien.
Ketiga, masyarakat global membutuhkan adanya pegangan hidup yang universal dan primordial. Kecanggihan teknologi ternyata hanya meme-nuhi kepentingan-kepentingan teknis, tetapi tidak menyentuh pada persoalan-persoalan dasariah manusia yang menyangkut eksistensi manusia. Sering terjadi manusia mengalami kebingungan dan kebangrut-an nilai dan juga kebangrutan eksistensial, sehingga dirinya tidak tahu apa tujuan hidup yang dijalani itu. Tujuan hidup yang hanya bersifat keduniaan (terresial) ternyata tidak mencukupi untuk memenuhi kehausan dahaga eksistensial manusia. Oleh karena itu diperlukan adanya pedo-man yang abadi yang bersumber dari Yang Abadi. Pedoman yang dimaksudkan adalah agama. Di dalam agama manusia menemukan dan dita-warkan adanya nilai-nilai yang tidak akan lapuk oleh perkembangan era dan perkembangan sains dan teknologi.
Dengan memperhatikan hak-hal di atas, bangsa Indonesia sebagai bagian yang terpisahkan dari kehidupan masyarakat global harus mampu mem-berikan apresiasi secara cerdas dan arif. Bangsa ini tidak mungkin meng-hindar dari kebutuhan komunikasi global, teknologi global, dan juga agama. Oleh karena itu diperlukan adanya langkah-langkah yang strategis dalam menyikapi hal-hal tersebut.
Salah satu langkah strategis yang bisa dilakukan adalah bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia yang menguasai ketiga kebutuhan global tersebut tetapi juga tetap berpijak kepada nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan. Di sinilah diperlukan adanya sebuah desain pendidikan yang mampu mendidik peserta didik secara maksimal dalam rangka mengantisipasi dan merespon kecenderungan global tersebut.
Menginsafi pemikiran di atas, Madrasah Tsanawiyah Negeri Juwet sebagai bagian dari lembaga pendidikan yang di amanatkan untuk mendidik putra-putri bangsa dengan sebaik-baiknya bertekad untuk tampil sebagai madrasah yang memiliki kualifikasi standar nasional yang memiliki keunggulan-keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sebagai langkah awal untuk mewujudkan madrasah standar nasional yang memiliki keunggulan tersebut, maka MTs Negeri Juwet dibuka kelas  unggulan.
B.    TUJUAN
Terwujudnya kelas unggulan sebagai langkah awal untuk menuju madrasah standar nasional yang memiliki keunggulan.


C.    LANDASAN HUKUM
1.      Undang-Undang Dasar 1945.
2.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional.
4.      Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 34 Tahun 2006 tentang Pembinaan Prestasi bagi Peserta Didik yang memiliki po-tensi kecerdasan dan atau bakat Istimewa.
5.      Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional (SSN) yang di dalamnya menjelaskan tentang diwajibkannya setiap provinsi dan kabupaten/kota untuk menyelenggarakan  sekolah atau madrasah unggul.
D.    WAKTU PELAKSANAAN DAN LAUNCHING
Program ini dibuka pada tahun pelajaran 2012/ 2013 mulai semester ganjil untuk siswa baru kelas VII 

PENGELOLAAN KELAS  UNGGULAN MTsN JUWET
A.           JENIS KELAS UNGGUL YANG DIBUKA
Kelas unggulan Merupakan kelas yang di unggulkan di semua bidang studi dengan jumlah murid 24 siswa per rombongan belajar, fasilitas yang tersedia LCD Proyektor, Televisi / Audio Visual, 1 set komputer dengan fasilitas FULL internet setiap hari,  white board, metode pengajaran Active Learning, dan menggunakan pembelajaran berbasis IT.
Pembagian kelas unggul MTsn Juwet mempertimbangkan siswa yang memiliki keunggulan lebih dari satu. Tetapi karena masih tahap permulaan, MTsN Juwet Untuk sementara hanya membuka satu kelas unggulan yang diberi nama kelas BINA PRESTASI dengan 3 spesifikasi yang di unggulkan, yaitu :
1.      Bilingual Arab. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah pada pembinaan dan pengembangan bahasa Arab.
2.      Bilingual Inggris. Penekanan keunggulan pada kelas ini adalah pada pembinaan dan pengembangan bahasa Inggris.
3.      Sains dan Teknologi. Penekanan keunggulannya pada Matematika, IPA, dan TIK.
B.         TOLOK UKUR KEBERHASILAN
 Tolok ukur keberhasilan pengelolaan kelas unggulan Bina Prestasi bisa dijelaskan sebagai berikut:
1.          Siswa untuk bilingual Arab
a.       Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk pelajaran Bahasa Arab 8 (delapan).
b.      Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Arab baik lisan maupun tulisan.
c.       Nilai ujian semester dan nilai Ujian Akhir Madrasah (UAM) pada akhir kelas IX minimal 8 (delapan).

2.          Siswa untuk bilingual Inggris
a.       Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) untuk pelajaran Bahasa Inggris  8 (delapan).
b.      Seluruh siswa aktif berkomunikasi dengan bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan.
c.       Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat kelas IX untuk pelajaran Bahasa  Inggris minimal 8 (delapan).


3.          Siswa  untuk MIPA / Sains dan teknologi
a.       SKBM untuk pelajaran Matetmatika dan IPA adalah 8 (delapan).
b.      Siswa terampil dan menyukai percobaan-percobaan dan penelitian sederhana dalam bidang  IPA.
c.       Nilai Ujian Semester dan nilai Ujian Nasional (UN) pada saat kelas IX pada pelajaran Matematika dan IPA minimal 8 (delapan).
C.         STRUKTUR KURIKULUM
Pada dasarnya struktur kurikulum kelas unggulan tidak berbeda dengan kelas-kelas biasa, yaitu menggunakan struktur kurikulum yang ditetapkan oleh Diknas dan Kemenag. Hanya saja dalam struktur kurikulum kelas unggul memiliki sedikit penambahan (keunggulan), baik segi kuantitatif (keunggulan komparatif) maupun kualitatif (keunggulan kompe-titif).
1.      Untuk unggulan Bilingual Bahasa Arab diberikan tambahan bahasa Arab 2 jam setiap minggu untuk penguasaan materi dan pe-nambahan kompetensi.
2.      Untuk unggulan Bilingual Bahasa Inggris diberikan tambahan bahasa Inggris 2 jam setiap minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.
3.      untuk unggulan MIPA atau sains diberikan tambahan Matematika dan IPA untuk  masing-masing 2 jam per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.
4.      untuk Bina Prestasi diberikan tambahan bahasa Arab, bahasa Inggris, Matematika dan IPA masing-masing 2 jam per minggu untuk penguasaan materi dan penambahan kompetensi.

 D.       PROGRAM-PROGRAM KELAS UNGGULAN TAHUN 2012/ 2013
Kelas Bilingual Inggris, Bilingual Arab, dan Kelas Sains / MIPA dan teknologi

Ø  Intensifikasi program ESQ, Motivasi, dan Belajar Efektif
Ø  Perpustakaan Kelas
Ø  Pelatihan Jurnalistik
Ø  Penerbitan Buletin dan Mading kelas
Ø  English Club Creative
Ø  Ketersediaan majalah bahasa Inggris/ Arab
Ø  Pembiasaan dialog Bahasa Inggris/ Arab
Ø  Studi Wisata/ Out bond
Ø  Waktu pelajaran menggunakan bahasa Inggris/ Arab 75%.
Ø  Intensifikasi Kelompok Ilmiah Remaja
Ø  Karya Ilmiah Remaja
Ø  Penguasaan program komputer, diantaranya Program Ms. Word, Ms. Exel, Ms. Power Point, Adobe Photoshop, Desain grafis, dan Pembuatan Blog Pribadi.
Ø  Mengikuti berbagai lomba, misalnya; MIPA Bahasa dan teknologi/ TIK.
Ø  Mengadakan Seminar/ Workshop kelas yang diikuti seluruh kelas.
Ø  Mengikuti semua pembiasaan dan program lain yang ada di kelas reguler.
E.          PROGRAM PENUNJANG
Selain desain kurikulum di atas, terdapat beberapa materi tambahan yang dimaksudkan untuk mendukung keterampilan, pembentukan kepribadian, dan kematangan keagamaan siswa. Beberapa materi yang dimaksud adalah:
a.       Pelatihan Belajar Efektif dan Menyenangkan. Melalui kegiatan ini anak-anak diharapkan lebih banyak mempelajari “How to learn?” yang dilakukan secara efektif dan menyenangkan. Anak-anak akan diajari bagaimana cara membaca dan menulis kreatif, teknik berhitung cepat, teknik menghafal mudah, dan berbagai strategi belajar lainnya.


b.      Out Bond. Dalam kegiatan ini anak-anak diajarkan untuk saling menghormati, bekerjasama dalam tim, termasuk di dalamnya dilatih untuk lebih mengenali dirinya sendiri. Kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun sekali di awal tahun. Tetapi jika memungkinkan akan dilakukan 2 kali dalam setahun di awal semester.
c.       Pelatihan ESQ. Pelatihan ESQ lebih diarahkan kepada kematangan emosi dan spiritual. Dengan pelatihan ini anak-anak diharapkan akan menjadi anak-anak yang sehat dan matang secara emosional maupun secara spiritual.
d.      Pelatihan Belajar Efektif. Pelatihan ini dimaksudkan untuk melatih siswa tentang teknik-teknik belajar efektif, seperti super memory, mencatat kreatif, membaca cepat, manajemen waktu, dan berpikir kreatif. Siswa juga akan dikenalkan tentang potensi otak yang sangat mengagumkan.
F.  METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas unggulan lebih menekankan pada pendekatan active learning yang berorientasi siswa (students oriented). Dalam pendekatan seperti ini siswa merupakan pelaku aktif yang mengkonstruksi pengetahuan dengan segenap potensi yang dimilikinya. Guru lebih berperan sebagai fasilitator, mediator, dan dinamisator. Jadi guru tidak diperankan sebagai subjek, melainkan sebagai mitra belajar siswa. Beberapa metode yang diterapkan di antaranya: metode jigsaw, metode tutor sebaya, metode problem solving, dan semacamnya.
G.         SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN
a.       Sistem penilaian yang digunakan pada kelas unggulan berpedoman pada penilaian yang objektif, komprehensif, dan sustainable. Dengan penilaian seperti itu siswa diharapkan mendapatkan informasi tentang kemajuan prestasi belajar secara objektif, komprehensif, dan sustainable sehingga mendorong dirinya untuk terus berkembang dan berprestasi. Bentuk-bentuk penilaian tersebut diantaranya adalah: penilaian portofolio, penilaian unjuk kerja (performance), penilaian test, dan sebagainya.
b.      Sejalan dengan penilaian tersebut, dalam kelas-kelas unggulan siswa harus ditargetkan untuk meraih prestasi minimal atau apa yang disebut dengan Standar Ketuntasan Belajar (SKBM) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas-kelas biasa. Bagi kelas Bilingual Bahasa Arab SKBM pelajaran bahasa Inggris yang disyaratkan adalah 75, kelas Bilingual Bahasa Inggris SKBM untuk pelajaran bahasa Arab adalah 75, Kelas Sains SKBM untuk Bidang MIPA dan TIK 75, dan Kelas Bina Prestasi seluruh Bidang Studi SKBM-nya 8.
H.    DESAIN KELAS
Guna mendorong siswa untuk berpretsasi maksimal, maka desain kelas unggulan sedikit berbeda dengan kelas-kelas biasa:
a.       Untuk bilingual Inggris dan Arab, kelas didesain sedemikian rupa untuk menciptakan siswa senang dan termotivasi belajar bahasa Inggris dan bahasa Arab. Misalnya adanya kamus Bahasa Inggris dan Arab, buku-buku bacaan berbahasa Inggris dan Arab, CD Pembelajaran Bahasa Inggris dan Arab. Kemudian khusus untuk pelajaran berbahasa Arab secara gradual menggunakan bahasa Arab 100%. Demikian juga pada kelas Bilingual Inggris pada pembelajaran bahasa Inggris secara gradual menggunakan bahasa Inggris sampai 100%.
b.      Untuk MIPA atau Sains, kelas didesain sedemikian rupa untuk menciptakan siswa senang dan termotivasi belajar MIPA atau Sains.
c.       Untuk Bina Prestasi, kelas didesain sedemikian rupa untuk mendorong anak-anak berprestasi pada berbagai mata pelajaran. Oleh karena itu, dalam kelas Bina Prestasi ini juga agak sedikir berbeda. Jika di kelas-kelas lain, siswanya berjumlah 36 siswa, maka pada kelas Bina Prestasi hanya berjumlah 24 siswa. Selain itu di dalam kelas Bina Prestasi juga disediakan berbagai fasilitas lain, seperti internet online, LCD, komputer, TV Multimedia, dan sebagainya.


I.    FAKTOR PENDUKUNG
A.    Seleksi  siswa
            Siswa yang masuk ke dalam kelas unggul harus melalui seleksi ketat.
a.       Siswa yang akan masuk ke kelas bilingual dan kelas sains dipersyaratkan memiliki prestasi dalam pelajaran bahasa Inggris dan Arab (nilai minimal 75).
b.       Siswa yang akan masuk ke dalam kelas MIPA atau sains dipersyaratkan memiliki prestasi dalam pelajaran MIPA (nilai minimal 75).
c.        Siswa yang akan masuk ke dalam kelas Bina Prestasi harus memiliki nilai untuk seluruh mata pelajaran minimal 8. Selain itu untuk bisa masuk ke dalam kelas ini siswa harus mengikuti tes BTQ (minimal 8), tes Potensi Akademik (minimal 8), dan Tes IQ (minimal 100).
B.     Kualifikasi guru/ fasilitator
Guru yang harus disiapkan adalah guru yang memiliki niat untuk memajukan pendidikan, menguasai materi dengan baik, menguasai bahasa Arab (khususnya bagi guru bahasa Arab), menguasai bahasa Inggris ( khusus bidang studi bahasa Ingris, matemátika, sains IPA), dapat mengoperasionalkan komputer dan Internet, Bisa menjadi teladan bagi siswanya, menguasai metode (aktive learning, CTL, konstuctivisme, KTSP. Siap mengikuti pembinaan-pembinaan guru, berpikir terbuka dan disiplin, serta terus mengembangkan diri menuju agar memiliki kompetensial optimal.
C.     Pembinaan dan pengembangan guru
Diadakan pembinaan dan pelatihan komputer, Internet, bahasa Arab, Bahasa Inggris. Pembinaan metode pengajaran yang aktif (CTL, KTSP, Quantum Teaching, Kontruktivisme, Penelitian Tindakan Kelas, dan lain-lain). Mengadakan studi komparatif ke sekolah maupun madrasah lain yang lebih maju dalam menangani kelas unggulan. Pengembangan  media pengajaran baik berupa gambar, rekaman, CD, animasi, power poin, flash, modul, silabus, dll.
D.    Forum-forum pertemuan guru dan orang tua
Guna mewujudkan komunikasi dan koordinasi yang harmonis antara madrasah dengan orang tua. Secara rutin minimal setiap 2 (dua) bulan sekali diadakan pertemuan antara guru dan orang tua murid. Dalam forum pertemuan ini dilakukan berbagai kegiatan, seperti evaluasi, penampungan ide, saran, dan sebagainya.
E.     Monitoring dan Konsultan
Monitoring dilakukan secara berkala, dengan sasaran yang jelas sesuai tujuan penyelenggaraan. Monitoring bisa berupa briefing, curah gagasan (brainstorming), refleksi, pemantauan, diskusi dan sejenisnya. Guna medapatkan monitoring secara optimal, akan diupayakan adanya konsultan khusus penanganan program kelas unggulan.
F.      Sumberdana
Dana yang diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan kelas unggulan ini sementara mengandalkan dari bantuan orang tua murid. Tetapi juga Sangat dimungkinkan untuk mendapatkan  bantuan dari pemerintah, baik melalui Dinas Pendidikan maupun Kementerian Agama, baik dalam bentuk blockgrand maupun bantuan lainnya.
G.    Penanggungjawab
Secara umum  dibukanya program kelas unggulan ini merupakan tanggungjawab kepala madrasah. Hanya saja dalam pelaksanaan program-programnya banyak ditangani langsung oleh tim kurikulum yang terdiri dari 5 (lima) orang.

H.    Jaringan kerjasama
Kami yakin bahwa sebagai langkah awal, pembukaan program kelas unggulan ini masih banyak yang perlu dibenahi. Oleh karena itu kami perlu banyak belajar dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait.

J.     HAL-HAL YANG BELUM TERPENUHI
Untuk keberhasilan kelas unggulan tidak akan cukup jika hanya mengandalkan fasilitas yang ada di dalam kelas unggulan. Oleh karena itu perlu juga dipenuhi fasilitas dan sarana di luar kelas unggulan. Keberadaan sarana atau fasilitas di luar unggulan ini juga akan sangat membantu bagi peningkatan pembelajaran di kelas-kelas biasa, hanya saja keberadaan sarana dan fasilitas tersebut untuk saat ini belum sepenuhnya memadai. Oleh karena itu masih diupayakan secara bertahap baik dari orang tua maupun dari pihak-pihak terkait, khususnya dari Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama. Beberapa sarana atau fasilitas yang dimaksud adalah:
a.       Perpustakaan. Kondisi Buku-bukunya masih sangat terbatas, baik buku paket maupun buku-buku bacaan. Termasuk di dalamnya buku-buku rujukan dan buku-  buku bacaan bagi guru. Demikian juga halnya dengan kebutuhan perpustakaan lainnya.
b.      Laboratorium IPA. Kondisi Lab. IPA ada tetapi juga masih sangat kurang memadai. Terutama keterbatasan alat dan bahan penunjang yang ada sehingga perlu penambahan alat-alat Lab. IPA.
c.       Lab. Bahasa. Lab Bahasa yang ada baru dikatakan cukup. Tetapi untuk pengembangan kemampuan bahasa pada tingkat mahir masih perlu diperbaharui. Lab. Bahasa yang ada belum menggunakan lab bahasa komputerisasi.
d.      Lab. Komputer dan Internet. Komputer yang tersedia pada umumnya masih sangat kurang jumlahnya. Hanya 6 unit yang siap untuk pembelajaran seluruh siswa.
e.       Mebeleir. Kondisi mebeleir yang ada selama ini masih kurang.
f.       Selain kebutuhan sarana atau fasilitas tersebut di atas, yang juga perlu dipenuhi adalah dana-dana pembinaan guru baik dalam bentuk pelatihan, seminar, workshop, Penelitian Tindakan kelas, dan sebagainya

0 komentar:

Posting Komentar

 
`