A. AMELIORATIF
Pada awalnya, kata ini memiliki makna kurang baik, kurang positif, dan tidak menguntungkan, tetapi pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik, positif, dan menguntungkan.
Contoh : Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan kata kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan dan menynpankan pengertian yang terkandung dalam kata kata tersebut.
B. ASOSIASI
Yang tergolong ke dalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat. Sering kita mendengar kalimat "hati-hati dengan tukang catut itu." tukang catut dalam kalimat di atas tergolong kata-kata dengan makna Asosiatif.
begitu pula dengan kata kacamata dalam : menurut kacamata saya, dan sebagainya.
C. PEYORATIF
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaianya. Contoh : kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
D. SPESIALISASI/MENYEMPIT
Kata yang tergolong ke dalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awal penggunaanya bisa dipakai untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaanya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja. Contoh : sastra dahulu di pakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum, sedangkan sekarang hanya di maknakan dengan tulisan yang berbau seni.
E. SINESTESIA
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indra, misalnya dari indra pengecap ke indra penglihatan. Contoh : gadis itu berwajah manis. Kata manis mengandung makna enak, biasanya dirasakan oleh alat pengecap, berubah menjadi bagus, dirasakan oleh indra penglihatan. Demikian juga kata panas, kasar, sejuk, dsb.
F. MELUAS/GENERALISASI
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit. Contoh : petani, dahulu di pakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tsb dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak, dan petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaanya.
Pada awalnya, kata ini memiliki makna kurang baik, kurang positif, dan tidak menguntungkan, tetapi pada akhirnya mengandung pengertian makna yang baik, positif, dan menguntungkan.
Contoh : Wanita, pramunikmat, dan warakawuri merupakan kata kata yang dipakai untuk lebih menghaluskan dan menynpankan pengertian yang terkandung dalam kata kata tersebut.
B. ASOSIASI
Yang tergolong ke dalam perubahan makna ini adalah kata-kata dengan makna-makna yang muncul karena persamaan sifat. Sering kita mendengar kalimat "hati-hati dengan tukang catut itu." tukang catut dalam kalimat di atas tergolong kata-kata dengan makna Asosiatif.
begitu pula dengan kata kacamata dalam : menurut kacamata saya, dan sebagainya.
C. PEYORATIF
Makna kata sekarang mengalami penurunan nilai rasa kata daripada makna kata pada awal pemakaianya. Contoh : kawin, gerombolan, oknum, dan perempuan terasa memiliki konotasi menurun atau negatif.
D. SPESIALISASI/MENYEMPIT
Kata yang tergolong ke dalam perubahan makna ini adalah kata yang pada awal penggunaanya bisa dipakai untuk berbagai hal umum, tetapi penggunaanya saat ini hanya terbatas untuk satu keadaan saja. Contoh : sastra dahulu di pakai untuk pengertian tulisan dalam arti luas atau umum, sedangkan sekarang hanya di maknakan dengan tulisan yang berbau seni.
E. SINESTESIA
Perubahan makna terjadi karena pertukaran tanggapan antara dua indra, misalnya dari indra pengecap ke indra penglihatan. Contoh : gadis itu berwajah manis. Kata manis mengandung makna enak, biasanya dirasakan oleh alat pengecap, berubah menjadi bagus, dirasakan oleh indra penglihatan. Demikian juga kata panas, kasar, sejuk, dsb.
F. MELUAS/GENERALISASI
Penggunaan kata ini berkebalikan dengan pengertian menyempit. Contoh : petani, dahulu di pakai untuk seseorang yang bekerja dan menggantungkan hidupnya dari mengerjakan sawah, tetapi sekarang kata tsb dipakai untuk keadaan yang lebih luas. Penggunaan pengertian petani ikan, petani tambak, dan petani lele merupakan bukti bahwa kata petani meluas penggunaanya.
0 komentar:
Posting Komentar