Create your own banner at mybannermaker.com!
mudi falah hidha - MTsN 9 nganjuk

Selasa, 19 April 2011

keprofesionalan Guru

Artikel

KEPROFESIONALAN GURU DIANTARA KEKRITISAN SISWA
Oleh : Mudi Falah Hidha, S.Pd


Guru profesional adalah idola dan dambaan siswa. Guru yang selalu
percaya akan kemampuan dirinya, selalu membuka diri terhadap masukan
atau informasi yang ada, dan selalu mengembangkan potensi dan
kreatifitasnya untuk kemajuan anak didiknya. Jika Ia tidak mampu
mengembangkan potensinya maka belum dapat disebut profesional dan
bukan tidak mungkin akan  menjadi sasaran kekritisan anak didiknya.
Guru yang profesional ibarat harga mati yang sekarang harus dimiliki
oleh seorang pendidik. Guru akan diakui secara pedagogis, profesional,
sosial, dan kepribadian jika mampu menggali dan mengembangkan
kompetensi dirinya. Kompetensi yang dapat meningkatkan minat dan
prestasi anak didiknya.
Profesionalisme seorang guru dapat dicapai dengan berbagai cara,
diantaranya dengan terus belajar berbenah diri terhadap kekurangan,
disiplin dalam kerja, mandiri secara terus – menerus untuk berkreasi,
terbuka diri terhadap masukan orang lain, mengikuti berbagai pelatihan
/ seminar / lokakarya yang membahas tentang keprofesionalan seorang
guru. Semua itu dilakukan hanya untuk memberikan kepercayaan kepada
anak didiknya agar termotivasi dan berprestasi.
Seorang guru ialah manusia yang menjadi obyek sentral dalam
pembelajaran. Oleh karenanya, Ia harus mampu bersoialisasi dengan
berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung
dengan dunia pendidikan. Guru selalu terikat dalam kegiatan
pembelajaran yang memungkinkan pertukaran ide, pengalaman, dan
kerjasama dengan orang lain. Keprofesionalan seorang guru juga harus
didukung dengan kepribadian yang baik. Guru akan selalu dijadikan
idola siswa – siswinya jika mampu menghadirkan aroma sikap dan
perilaku yang baik dihadapan anak didiknya. Mulai cara berbicara,
berpakaian, bahkan kebiasaan sehari – hari pun siswa terkadang masih
mengkritisinya. Dihadapan siswa, guru dituntut untuk tampil sempurna.
Oleh karena itu, janganlah kita sebagai pendidik memiliki kepribadian
yang dibawah standar moralitas. Apa jadinya jika masih ada seorang
guru yang tak pantas untuk diidolakan karena kepribadiannya yang
kurang baik.
Kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan juga menjadi landasan seorang
guru yang profesional. Pengetahuan yang tidak terbatas pada materi
atau pelajaran yang di ajarkannya tetapi pengetahuan umum lainnya juga
minimal harus dikuasai. Sebab anak didik kita sekarang ini kritis
terhadap sesuatu hal yang mereka belum pahami. Terkadang mereka selalu
ingin bertanya tentang apa yang belum diketahuinya. Satu contohnya
adalah pertanyaan tentang informasi / berita yang sedang aktual
dibicarakan. Jangan sampai kita kurang pengetahuan atau tertinggal
dengan informasi- informasi tersebut.
Setiap saat kita sebagai pendidik selalu diingatkan dengan kata
Profesionalisme. Seakan – akan ada wacana ketakutan dan
ketidakpercayaan terhadap kemampuan guru dalam mengajar. Sertifikasi
Guru ialah satu contoh stimulus atau rangsangan yang mungkin dapat
memacu seorang guru untuk berlomba menjadi guru yang profesional.
Sebab dengan profesional seorang guru diakui secara hak dan
kewajibannya sebagai guru yang bermutu. Seorang guru yang telah
memiliki sertifikat pendidik akan merasa bangga dan bertambah semangat
dalam mengabdikan dirinya untuk anak didiknya. Sebaliknya, bagi yang
belum mendapatkan kesempatan itu janganlah pesimis. Keprofesionalan
diraih dengan kerja keras dan belajar secara terus – menerus. Dan
tidak akan datang dengan sendirinya tanpa kita raih. Oleh karena itu,
bersertifikat atau belum sebagai guru profesional itu hanyalah
pengakuan saja. Yang terpenting adalah bagaimana kita secara sadar dan
bertanggung jawab mengabdikan seluruh kemampuan yang kita miliki untuk
kemajuan anak didik kita.
Mengapa kita harus profesional ? sebab masa depan anak didik yang
kita bina adalah tanggung jawab kita untuk menjadikannya sebagai
generasi yang handal dan unggul. Agar handal dan unggul sekarang anak
didik kita mulai terbiasa berinteraksi dengan media komputer dan
internet ( multimedia ). Penguasaan TI ( Teknologi Informasi ) menjadi
dambaan setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah yang
bermutu. Dengan TI anak – anak sekarang lebih kreatif, inovatif, dapat
secara mandiri mencari sumber- sumber belajarnya tanpa harus menunggu
materi dari gurunya. Itulah akhirnya yang membuat siswa kritis karena
mereka lebih tahu dan lebih paham duluan daripada gurunya. Kita dapat
bayangkan apa yang terjadi jika kita tertinggal selangkah dari mereka
!
Internet sebagai media tanpa batas telah memberikan pengaruh luar
biasa terhadap siswa. Sekarang hampir setiap sekolah memilikinya. Dan
semua harus memanfaatkannya untuk keperluannya masing – masing. Guru
dapat memanfaatkan internet sebagai media bertukar informasi dengan
orang lain, mencari sumber atau materi pembelajaran, mencari metode
pembelajaran yang inovatif, mencari informasi- informasi lain sesuai
kebutuhan. Bagi siswa, internet dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar dan media mencari segala seuatu yang dibutuhkan. Intinya Guru
dan siswa harus bersama – sama belajar dan memanfaatkan internet bagi
kemajuan dan pengembangan kompetensi dirinya. Jangan sampai siswa yang
disuruh belajar internet tetapi gurunya malas atau takut belajar. Jika
demikian adanya, maka guru akan jauh tertinggal dengan anak didiknya.
Sebab dengan internet segala sesuatu dapat dipelajari dan diketahui.
Janganlah kita menjadi manusia yang gagap teknologi. Janganlah takut
untuk belajar bersama – sama siswa sebab segalanya dimulai dari
belajar untuk bisa.
Guru yang profesional adalah yang mampu menguasai teknologi masa kini.
Sebab teknologi adalah penunjang keberhasilan berbagai disiplin ilmu.
Tanpa teknologi ( multimedia ) kita akan kesulitan untuk mengejar
ketertinggalan kita terhadap bangsa lain. Dan yang lebih parahnya,
janganlah kita kalah bersaing dengan siswa dalam penguasaan multimedia
jika tidak ingin mereka mengkritisi kita terus – menerus.

0 komentar:

Posting Komentar

 
`